Blog Berita Teknologi Terkini


Berita Terbaru

Saturday, March 3, 2012

Fragmentasi, Masalah Terbesar Pada Android


Google tentu saja berbangga diri akan sistem operasi mobile keluarannya yang tengah naik daun yakni Android. Betapa tidak, dengan jumlah aplikasi yang telah mencapai angka 500.000 aplikasi yang tersedia di android market, sistem operasi ini melejit menjadi sistem operasi mobileterbesar dan terpopuler kedua setelah iOS yang merupakan sistem operasi mobilekeluaran Apple. Tidak menutup kemungkinan angka ini terus bertambah seiring kian tumbuhnya minat para pengembang aplikasi untuk membangun aplikasi berbasis android.
Luasnya dukungan dari berbagai perangkat terhadap sistem operasi ini ditengarai menjadi salah satu kunci sukses android. Alih-alih mengusung eksklusifitas pemakaian seperti yang ditawarkan oleh perangkat-perangkat keluaran Apple, android justru dengan ramah menggandeng para pabrikan perangkat mobile agar berbondong-bondong menyertakan dukungan terhadap sistem operasi tersebut. Mulai dari produsen besar seperti Samsung, Sony, dan LG hingga produsen-produsen medioker seperti HTC berbondong-bondong menggandeng android sebagai sistem operasi bagi perangkat mobile keluaran perusahaan-perusahaan tersebut. Tak heran tingkat pertumbuhannya terus melejit.
Akan tetapi, luasnya dukungan berbagai produk perangkat mobile juga menjadi bumerang tersendiri bagi sistem operasi ini. Betapa tidak, produk perangkat mobile yang mendukung android tidak memiliki keseragaman format standar mengenai tampilan yang disediakan oleh masing-masing perangkat tersebut. Belum lagi tingkat keragaman spesifikasi tiap-tiap perangkat android tersebut cukup tinggi. Permasalahan inilah yang seringkali disebut sebagai fragmentasi dan merupakan permasalahan utama yang dihadapi oleh android. Hal ini tidak terjadi pada perangkat-perangkat keluaran Apple sebab keseluruhan perangkat tersebut memiliki standar tampilan yang baku. Ini dapat dimaklumi karena keseluruhan perangkat yang mendukug iOS merupakan keluaran dari vendor tunggal yakni Apple sehingga Apple leluasan dalam menentukan standar tampilan yang pada akhirnya tidak memicu terjadinya fragmentasi pada iOS.
Fragmentasi menjadi momok menakutkan bagi para pengembang aplikasi karena para pengembang dituntut untuk membangun sebuah aplikasi yang konsisten dengan berbagai perangkat yang mendukung android. Perbedaan resolusi piksel serta ukuran layar yang disajikan oleh masing-masing perangkat mobile berpotensi memicu terjadinya inkonsistensi performa dari sebuah aplikasi android. Sebagai ilustrasi, suatu game android mungkin dapat berjalan dengan sangat baik pada perangkat keluaran Samsung tetapi justru tidak dapat berjalan secara optimal pada perangkat lain. Tak heran banyak ditemukan komplain di android market terkait dengan inkonsistensi kompatibilitas beberapa aplikasi android. Oleh karena itu, fragmentasi menjadi persoalan dan tantangan terbesar yang dihadapi oleh para pengembang aplikasi android saat ini.
Meski demikian, aplikasi-aplikasi android tetap dapat dinikmati karena memiliki persentase kompatibilitas yang relatif tinggi meskipun belum ada jaminan mengenai kompatibilitas mutlak suatu aplikasi bagi seluruh perangkat berbasis android. Lembaga survey Localytics menyatakan bahwa sekitar 73% pengguna android menggunakan versi 2.3 (Gingerbread) sementara 23% pengguna lainnya menggunakan versi 2.2 (Froyo). Dengan menilik data ini, Localytics merekomendasikan para pengembang aplikasi untuk memfokuskan pengembangan hanya pada kedua versi tersebut sehingga permasalahan kompatibilitas yang terjadi akibat fragmentasi dapat diminimalisir

Unik

Desain Blog Oleh VungTauZ.Com